Di dunia terdapat
7spesies penyu, tetapi di Indonesia hanya terdapat 6 spesies penyu yaitu :
- Penyu Belimbing, Leatherback turtle, Dermochelys Coriacea
- Penyu Tempayan, Loggerhead Turtle, Caretta-caretta
- Penyu Hijau, Green Turtle, Chelonia Mydas
- Penyu Sisik, Hawksbill Turtle, Eretmochelys imbricata
- Penyu Lekang, Oliveridley Turtle, Lepidochelys Olivacea
- Penyu Pipih, Flatback Turtle, Natator Depressus
- Penyu Kempii, Kempsridley Turtle, Lepidochelys Kempii, merupakan satu-satunya penyu yang tidak ada di Indonesia.
1. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu
Belimbing adalah satu-satunya penyu yang tidak bersisik dan merupakan penyu
terbesar. Dinamai leatherback turtle karena
tubuhnya diselimuti oleh lapisan tipis, lunak namun sangat kuat lagi elastis
layaknya kulit. Demikian pula karena di tubuhnya terdapat tonjolan bergaris
seperti belimbing sebanyak tujuh garis sehingga kita menamainya penyu
belimbing. Penyu ini memiliki kemampuan menyelam yang sangat luar biasa.
Tercatat mampu menyelam sampai kedalaman 1,000 meter. Sangat fantastis. Berbeda
dengan jenis penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki rahang yang cukup
kuat untuk memecahkan biota laut yang keras. Mereka umumnya hanya memakan
ubur-ubur saja. Penyu Belimbing tergolong phylum Chordata, bertulang belakang
(subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, dari Family
Dermochelyidae, spesies Dermochelys coriacea.
Nama ilmiah Family Dermochelys berasal daripada dua perkataan Yunani “Greek” yaitu derma (kulit) and chelys (penyu). Nama spesies pula
berasal daripada perkataan Yunani corium (kulit
lembu “leather”). Oleh karena itu nama
ilmiah penyu Belimbing, Dermochelys coriacea
bererti penyu berkulit seperti kulit lembu “leather”.
2. Penyu tempayan (Caretta caretta)
Disebut dalam
bahasa Inggris Loggerhead turtle. Warna karapasnya
coklat kemerahan, kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu ciri mengenali
penyu tempayan. Disamping itu terdapat lima buah sisik di kepala bagian depan
(prefrontal), umumnya terdapat empat pasang sisik coastal. Lima buah sisik
vertebral. Plastron berwarna coklat muda sampai kuning. Sebagian besar bertelur
di daerah sub-tropis. Kadang-kadang ditemukan di perairan Indonesia namun tidak
ditemukan bertelur di sini. Penyu Tempayan termasuk jenis carnivora yang umumnya memakan
kerang-kerangan yang hidup di dasar laut seperti kerang remis, mimi dan
invertebrata lain. Penyu tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk
menghancurkan kulit kerang.
3. Penyu hijau (Chelonia mydas)
Penyu Hijau merupakan
jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat
dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai
penyu Hijau bukan karena sisiknya berwarna Hijau, tapi warna lemak yang
terdapat di bawah sisiknya berwarna Hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu,
kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling
banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena orang
memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging. Penyu
Hijau dewasa hidup di hamparan lamun dan ganggang. Berat penyu Hijau dapat
mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar
separuh ukuran ini. Penyu Hijau di barat daya kepulauan Hawai kadang kala
ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anak-anak penyu Hijau
(tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari
makanan. Tukik penyu Hijau yang berada di sekitar Teluk Carifornia hanya
memakan alga merah. Penyu Hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk
bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika penyu Hijau masih muda mereka
makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut
juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah
menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut.
4. Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu Sisik atau
dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya
tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung
elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka
orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi
kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat
dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko
dalam bahasa Jepang)banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata
dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu
memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.Paruh
penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang
berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan
udang dan cumi-cumi. Penyu Sisik termasuk dalam phylum chordata, bertulang
belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder
Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Eretmochelys imbricata.
5. Penyu lekang (Lepidochelys olivachea)
Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan nama Olive Ridley turtle.
Penampilan penyu Lekang ini adalah serupa dengan penyu Hijau tetapi kepalanya
secara komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan besudut.
Tubuhnya berwarna Hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di
sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil diantara semua jenis penyu yang
ada. Diperkirakan ada 1000 sarang yang ditemukan. saat ini. Seperti halnya
penyu tempayan, penyu Lekang juga carnivora. Mereka juga memakan kepiting,
kerang, udang dan kerang remis.
6. Penyu pipih (Natator depressus)
Penyu Pipih atau
dalam bahasa Inggris Flatback Turtle.
Dinamai flatback turtle karena sisik marginal sangat
rata (flat) dan sedikit melengkung di
sisi luarnya. Biasa pula dinamai Australian flatback
karena species ini hanya ditemui bertelur di Australia meskipun kadang-kadang
dijumpai di perairan Indonesia, meskipun tidak bertelur di sini. Hal ini
mungkin saja terjadi karena kedekatan geografis kedua negara. Di awal abad 20,
species ini sempat agak ramai diperdebatkan oleh para ahli. Sebagian orang
memasukkannya ke dalam genus Chelonia, namun
setelah diteliti dengan seksama para ahli sepakat memasukkannya ke dalam genus Natator, satu-satunya yang tersisa hingga
saat ini. Jenis ini carnivora sekaligus herbivora. Mereka memakan timun laut,
ubur-ubur, kerang-kerangan, udang dan invertebrata lainnya. Penyu Pipih
tergolong dalam phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata),
kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae,
family Cheloniidae, spesies Natator depressus.
Penyu pipih selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk
bertelur.
7. Penyu kempii (Lepidochelys kempi)
Tubuhnya mirip
dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Di depan namanya disebut Kemp’s
untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini sehingga bisa
dibedakan dengan penyu lekang. Seperti halnya Olive
ridley turtle, Kemp’s ridley turtle memiliki
tiga kata untuk penyebutan namanya. Tidak seorangpun tahu makna kata “ridley” di tengah nama mereka.
Sebagian orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle” atau “riddler” (teka-teki) karena memang
teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu jenis ini. Tidak ada yang tahu dari
mana mereka datang dan di mana feeding ground mereka.
Genus Lepidochelys ini sering kali
melakukan peneluran secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar yang
dikenal dengan sebutan arribada
(Spanyol) yang berarti arrival
(Inggris). Pada 1947, Kemp’s ridley turtle melakukan
peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu ekor
bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico)
di siang hari, kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebahagian telur akan
terselamat walaupan sebahagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya penyu
tempayan, penyu Lekang Kempii termasuk jenis carnivora. Mereka juga memakan
kepiting, kerang, udang dan kerang remis. Penyu lekang Kempii ini phylum
Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo
Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae,
spesies Lepidochelys kempii.