Kamis, 03 Oktober 2013

Extirpatio Bulbus Oculi Intoto

Extirpatio bulbus oculi merupakan suatu tindakan pengambilan seluruh komponen bola mata dari cavum orbital. Meskipun operasi ini disebut enucleation dari mata tetapi perbedaan antara extirpation bulbus oculi dengan enucleation bulbus oculi adalah terletak pada komponen mata yang diambil atau di angkat, untuk extirpation bulbus oculi seluruh komponen yang ada di bola mata itu diambil seluruhnya dan tindakan extirpatio bulbus oculi ini tidak mementingkan sebagai operasi kosmetik, akan tetapi pada kasus enucleasi bulbus oculi ini masih mementingkan kosmetik dari hewan yang di operasi.
Extirpatio bulbus oculi dapat dilakukan jikalu terjadi beberapa hal sebagai berikut:
- Adanya pertumbuhan neoplastic pada bola mata dan sekitar jaringan pada mata.
- Masuknya benda tajam pada mata dengan menghilangkan isi dari mata dan penyebab luka pada mata yang tidak dapat disembuhkan.
- Pengangkatan bola mata untuk memperbaiki mata.

Extirpatio bulbus oculi dapat dilakukan dengan pengankatan seluruh komponen bola mata dari cavum orbital. Teknik operasi dapat dilakukan dengan pengankatan atau pengambilan bola mata secara keseluruhan.

Teknik Operasi
Kelopak mata atas dan bawah dijahit bersama-sama denga continous suture sampi akhir jahitan. Setelah itu dilakukan incisi penuh mengelilingi kelopak mata dilakukan kira-kira ½ cm dari tepi kelopak mata. Sayatan diperpanjang disekitar dalam lingkaran mata pada tepi kelopak mata diantara tepi orbital dan bola mata dengan pembedahan hati-hati agar tidak membuat tusukan pada konjuntiva mata. Pada saat incici pada sekitar kelopak mata akan ter jadi perdarahan pada daerah tersebut. Untuk mengontrol perdarahan pada daerah tersebut dapat dilakukan pengontrolan dengan baik dengan sistem ligase atau penekanan.
Konjunctiva yang terikat pada kelopak mata segera di pisahkan pada daerah atas mata, dan pembedahan dilakukan kembali pada bagian bawah bola mata yang terikat oleh kelopak mata. Selanjutnya semua otot pada mata di incici dengan gunting dan akhirnya saraf optic pada mata dipotong. Akan tetapi sebelum dilakukanya pemotongan pembuluh optic diikat kuat untuk mengontrol perdarahan. Semua lemak dari periorbital yang tersisa pada saat pembedahan tersebut dapat dikeluarkan dan perdarahan dapat dikendalikan dengan tekanan kasa sementara di letakkan pada rongga orbital.
Semua bekuan darah pada rongga orbita dikeluaran dari rongga. Setelah itu kasa yang berada pada rongga orbita di ambil dan memberikan kasa dengan ukuran 70-80 cm dengan diberikan antiseptic lotion dimasukkan kedalam rongga orbital. Setelah itu tepi luar dari kelopak mata dijahit dengan interrupted suture untuk menutup luka dan sisakan sebgian kecil kasa menjulurkeluar menuju bagian dalam canthus atau kantong mata.

Perawatan Pasca Operasi
Setelah operasi, dilakukan penyuntikan ampisilin dan selanjutnya dapat dilakukan pemberian ampicillin sirup per oral selama beberapa hari untuk mencegah terjadinya infeksi skunder. Selain itu juga di berikan salep mata pada luka bekas jahitan agar luka cepat kering. Luka operasi dijaga agar tidak digaruk oleh pasien dengan cara pemakaian E-collar.
Extirpatio Bulbus Oculi Halaman 6
Perawatan hewan yang di extirpation bulbus oculi post operasi pada hari ke satu dan ke dua dilakukan dengan penekanan pada daerah mata yang di operasi, hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya akumulasi cairan yang dapat menghabat kesembuhan dan kemudian kondisi fisiknya juga perlu diamati. Pelepasan draine dilakukan 12 hari pasca operasi.

Rabu, 02 Oktober 2013

Salmonellosis

          kesmavet merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara kesehatan manusia dan hewan, dimana kali ini akan menjelaskan tentang bahaya bakteri salmonella(salmonellosis). karena salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang menular dari hewan ke manusia(zoonosis).

etiologi
Salmonellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella, merupakan salah satu bakteri Enterobacteriaceae, Gram negatif, berbentuk batang/kokoid, T.opt 37 C,MOTIL (kecuali S. gallinarum dan S. pullorum yang non-motil), dengan flagela peritrikus (kec. Sal.pullorum dan Sal.gallinarum), tidak membentuk spora. produksi Gas hydrogen sulfida.
Salmonella sp

Patogenesis 
Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi serta makanan. yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga, permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas mentah, dan makanan laut mentah.
Salmonella ditularkan kepada manusia terutama sewaktu makan makanan yang tidak cukup matang dari binatang yang terinfeksi (yaitu daging, ayam, telur dan produknya). Penularan melalui ‘pencemaran silang’ terjadi apabila Salmonella mencemari makanan yang siap dimakan: misalnya, apabila makanan yang tidak akan dimasak lagi dipotong dengan pisau tercemar atau melalui tangan pengendali makanan yang terinfeksi. Salmonella dapat menular dari orang ke orang melalui tangan orang yang terinfeksi. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari binatang kepada manusia.

Gejala klinis
Orang yang terinfeksi Salmonella sering mengalami sakit kepala, demam, kekejangan perut, diare, mual dan muntah. Gejala sering mulai timbul 6-72 jam setelah infeksi. Gejala biasanya berlanjut selama 4-7 hari, adakalanya jauh lebih lama.

Diagnosa
Siapa saja dapat menderita salmonellosis. Bayi, kaum lanjut usia dan orang yang mempunyai sistem kekebalan yang kurang baik lebih mungkin menderita penyakit yang lebih parah. Pasien penderita AIDS sering menderita salmonellosis (20 kali lebih sering daripada populasi pada umumnya) dan terjadi berulang kali.
 Salmonellosis dapat di identifikasi melalui identifikasi serologis terhadap biakan yang diisolasi dari kotoran/tinja.

Pengobatan
pengobatan salmonellosis umumnya menggunakan antibiotik, tetapi tergantung dari jenis salmonella yang menginfeksi serta klorampenicol dan derivatnya.

Pencegahan
Memasak makanan dengan baik akan membunuh Salmonella. Salmonella peka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C).  Hindari dari daging, ayam dan telur yang mentah atau kurang matang. Ayam dan daging – misalnya hamburger, sosis dan daging panggang guling sebiknya jangan dikonsumsi jika berwarna kemerahan di tengah.
Oleh karena Salmonella dapat terbawa pada tangan, penting sekali tangan selalu dicuci dengan sabun setelah menggunakan kakus dan sebelum menyiapkan makanan. Tangan harus dicuci dengan sabun dan air selama sekurang-kurangnya 10 detik, disiram dan dikeringkan dengan baik. Khususnya harus diperhatikan bagian di bawah kuku tangan dan celah jari. Pengendali makanan terinfeksi dapat melepaskan jumlah besar Salmonella. Mereka harus tidak mengendalikan atau menyajikan makanan sampai diare telah berhenti dan tinjanya dites bebas dari Salmonella.

Kamis, 04 Juli 2013

Jenis-jenis penyu



Di dunia terdapat 7spesies penyu, tetapi di Indonesia hanya terdapat 6 spesies penyu yaitu :
  • Penyu Belimbing, Leatherback turtle, Dermochelys Coriacea  
  • Penyu Tempayan, Loggerhead Turtle, Caretta-caretta
  • Penyu Hijau, Green Turtle, Chelonia Mydas  
  • Penyu Sisik, Hawksbill Turtle, Eretmochelys imbricata  
  • Penyu Lekang, Oliveridley Turtle, Lepidochelys Olivacea
  • Penyu Pipih, Flatback Turtle, Natator Depressus    
  • Penyu Kempii, Kempsridley Turtle, Lepidochelys Kempii, merupakan satu-satunya penyu yang tidak ada di Indonesia.  
1. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)


Penyu Belimbing adalah satu-satunya penyu yang tidak bersisik dan merupakan penyu terbesar. Dinamai leatherback turtle karena tubuhnya diselimuti oleh lapisan tipis, lunak namun sangat kuat lagi elastis layaknya kulit. Demikian pula karena di tubuhnya terdapat tonjolan bergaris seperti belimbing sebanyak tujuh garis sehingga kita menamainya penyu belimbing. Penyu ini memiliki kemampuan menyelam yang sangat luar biasa. Tercatat mampu menyelam sampai kedalaman 1,000 meter. Sangat fantastis. Berbeda dengan jenis penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki rahang yang cukup kuat untuk memecahkan biota laut yang keras. Mereka umumnya hanya memakan ubur-ubur saja. Penyu Belimbing tergolong phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, dari Family Dermochelyidae, spesies Dermochelys coriacea. Nama ilmiah Family Dermochelys berasal daripada dua perkataan Yunani “Greek” yaitu derma (kulit) and chelys (penyu). Nama spesies pula berasal daripada perkataan Yunani corium (kulit lembu “leather”). Oleh karena itu nama ilmiah penyu Belimbing, Dermochelys coriacea bererti penyu berkulit seperti kulit lembu “leather”.

2. Penyu tempayan (Caretta caretta)

Disebut dalam bahasa Inggris Loggerhead turtle. Warna karapasnya coklat kemerahan, kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu ciri mengenali penyu tempayan. Disamping itu terdapat lima buah sisik di kepala bagian depan (prefrontal), umumnya terdapat empat pasang sisik coastal. Lima buah sisik vertebral. Plastron berwarna coklat muda sampai kuning. Sebagian besar bertelur di daerah sub-tropis. Kadang-kadang ditemukan di perairan Indonesia namun tidak ditemukan bertelur di sini. Penyu Tempayan termasuk jenis carnivora yang umumnya memakan kerang-kerangan yang hidup di dasar laut seperti kerang remis, mimi dan invertebrata lain. Penyu tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk menghancurkan kulit kerang.


3. Penyu hijau (Chelonia mydas)

Penyu Hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai penyu Hijau bukan karena sisiknya berwarna Hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna Hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging. Penyu Hijau dewasa hidup di hamparan lamun dan ganggang. Berat penyu Hijau dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar separuh ukuran ini. Penyu Hijau di barat daya kepulauan Hawai kadang kala ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anak-anak penyu Hijau (tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari makanan. Tukik penyu Hijau yang berada di sekitar Teluk Carifornia hanya memakan alga merah. Penyu Hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika penyu Hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut.

4. Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)

Penyu Sisik atau dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang)banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi. Penyu Sisik termasuk dalam phylum chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Eretmochelys imbricata.

5. Penyu lekang (Lepidochelys olivachea)

Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Olive Ridley turtle. Penampilan penyu Lekang ini adalah serupa dengan penyu Hijau tetapi kepalanya secara komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan besudut. Tubuhnya berwarna Hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil diantara semua jenis penyu yang ada. Diperkirakan ada 1000 sarang yang ditemukan. saat ini. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang juga carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.

6. Penyu pipih (Natator depressus)

Penyu Pipih atau dalam bahasa Inggris Flatback Turtle. Dinamai flatback turtle karena sisik marginal sangat rata (flat) dan sedikit melengkung di sisi luarnya. Biasa pula dinamai Australian flatback karena species ini hanya ditemui bertelur di Australia meskipun kadang-kadang dijumpai di perairan Indonesia, meskipun tidak bertelur di sini. Hal ini mungkin saja terjadi karena kedekatan geografis kedua negara. Di awal abad 20, species ini sempat agak ramai diperdebatkan oleh para ahli. Sebagian orang memasukkannya ke dalam genus Chelonia, namun setelah diteliti dengan seksama para ahli sepakat memasukkannya ke dalam genus Natator, satu-satunya yang tersisa hingga saat ini. Jenis ini carnivora sekaligus herbivora. Mereka memakan timun laut, ubur-ubur, kerang-kerangan, udang dan invertebrata lainnya. Penyu Pipih tergolong dalam phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, family Cheloniidae, spesies Natator depressus. Penyu pipih selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.

7. Penyu kempii (Lepidochelys kempi)

Tubuhnya mirip dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Di depan namanya disebut Kemp’s untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini sehingga bisa dibedakan dengan penyu lekang. Seperti halnya Olive ridley turtle, Kemp’s ridley turtle memiliki tiga kata untuk penyebutan namanya. Tidak seorangpun tahu makna kata “ridley” di tengah nama mereka. Sebagian orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle” atau “riddler” (teka-teki) karena memang teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu jenis ini. Tidak ada yang tahu dari mana mereka datang dan di mana feeding ground mereka. Genus Lepidochelys ini sering kali melakukan peneluran secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar yang dikenal dengan sebutan arribada (Spanyol) yang berarti arrival (Inggris). Pada 1947, Kemp’s ridley turtle melakukan peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu ekor bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico) di siang hari, kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebahagian telur akan terselamat walaupan sebahagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang Kempii termasuk jenis carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis. Penyu lekang Kempii ini phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Lepidochelys kempii.