Jumat, 17 Mei 2013

Kesehatan Masyarakat Veteriner(KESMAVET)


Pengertian kesehatan masyarakat veteriner




Istilah Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai Veterinary Public Health (VPH) diperkenalkan pertama kali oleh World Health Organization (WHO) dan Food Agriculture Organization (FAO) pada laporannya the Joint WHO/FAO Expert Group on Zoonoses pada tahun 1951. Dalam laporan tersebut, Kesmavet (VPH) didefinisikan sebagai seluruh usaha masyarakat yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh seni dan ilmu kedokteran hewan yang diterapkan untuk mencegah penyakit, melindungi kehidupan, dan mempromosikan kesejahteraan dan efisiensi manusia (veterinary public health comprises all the community efforts influencing and influenced by the veterinary medical arts and sciences applied to the prevention of diseases, protection of life, and promotion of the well-being and efficiency of man).

Menurut Schwabe (1984), istilah Kesmavet mengarah kepada bidang kesehatan masyarakat yang mana kedokteran hewan berkontribusi secara khusus.
 
Kesmavet merupakan penghubung antara bidang pertanian/peternakan dan kesehatan. Ruang lingkup tugas dan fungsi kesmavet adalah administrasi dan konsultasi, pencegahan penyakit zoonotik, higiene makanan, riset dan penyidikan penyakit hewan dan zoonosis, serta pendidikan kesmavet. Secara garis besar, tugas, dan fungsi kesmavet adalah menjamin keamanan dan kualitas produk-produk peternakan, serta mencegah terjadinya resiko bahaya akibat penyakit hewan/zoonosis dalam rangka menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dan tujuan dari ilmu kesmavet ini adalah melindungi konsumen dari bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, misalkan kemungkinan adanya penularan penyakit yang diakibatkan karena mengkonsumsi bahan makanan asal hewan atau lebih sering dikenal sebagai foodborne diseases, menjamin ketentraman batin masayarakat terhadap penularan penyakit yang bersifat zoonosis dan, melindungi petani atau peternak terhadap penurunan nilai dan mutu bahan makanan asal hewan yang diproduksi.
 
Tentunya peran besar bagi para dokter hewan untuk melakukan tugas mulia harus semaksimal mungkin menjadikan kesmavet ini sebagai tolok ukur bagi penyediaan bahan makanan asal hewan, khususnya di Indonesia. Serta kontrol penyebaran – penyebaran penyakit terutama pada ternak.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar