Sabtu, 22 Juni 2013

Cara Injeksi Obat


Keuntungan pemberian obat secara injeksi(parentheral) :
  • Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian per oral.
  • Dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah. 
  •  Sangat berguna dalam keadaaan darurat.
Kerugiannya adalah diperlukan cara asepsis , menyebabkan rasa nyeri, ada bahaya penularan hepatitis serum, sukar dilakukan sendiri oleh penderita, tidak ekonomis.



1       Pemberian secara suntikan :
Intra vena(IV) : yaitu di injeksikan pada vena, tidak mengalami reabsorbsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh secara tepat, cepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Larutan tertentu yang iritatif hanya dapat diberikan dengan cara inikarena dinding pembuluh darah relative tidak sensitive dan bila disuntikkan perlahan – lahan, obat segera di encerkan oleh darah. Kerugiannya ialah efek toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan. Disamping itu obat yang disuntikkan IV tidak dapat ditarik kembali. Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah, dan menyebabkan hemolisis, tidak boleh diberikan dengan cara ini. Penyuntikan IV harus dilakukan perlahan – lahan dengan terus mengawasi respon penderita.

Subkutan(SC) : yaitu di injeksikan dibawah kulit. hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan. Absorbsi biasanya terjadi secara lamban dan konstan sehingga efeknya bertahan lama. Obat dalam bentuk suspense diserap lebih lambat daripada dalam bentuk larutan. Pencampuran obat dengan vasokontriktor juga akan memperlambat absorbs obat tersebut. Obat dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit dapat diabsorbsi selama beberapa minggu atau beberapa bulan. contoh: Vaksin, uji tuberculin.

Intramuskular(IM) : yaitu di injeksikan pada otot, Obat yang terlalu iritatif untuk disuntikkan secara SC kadang-kadang dapat diberikan secara IM.

Intra Tekal : yakni suntikan langsung kedalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu serebrospinal, seperti anastesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut.

Intraperitonial : Tidak dilakukan pada manusia karena bahaya infeksi dan adesi terlalu besar.