Selasa, 03 Juli 2012

Kebutuhan Kandang


Pada dasarnya kebutuhan kandang ternak adalah sama, tetapi ad beberapa hal yang harus dibedakan, karena menyesuaikan dengan fungsi kandang dan ternak itu sendiri.
Kandang adalah salah satu penentu berhasilnya suatu peternakan, untuk itu kebutuhan kandang sangatlah penting untuk disediakan. Adapun kebutuhan kandang babi diantaranya :
  1. Alat-alat perlengkapan kandang. 
  • Atap
Atap sebagai pembatasan di bagia atas, berguna untuk :
• Menghindarkan air hujan dan terik matahari.
• Menjaga kehangatan di dalam kandang pada waktu dingin.
Jadi fungsi atap sebagai batas bagian atas, kecuali berguna untuk menahan air hujan dan tering sinar matahari juga sangat bermanfaat untuk menahan panas yan dihasilkan oleh tubuh hewan itu. Tanpa atap, di waktu malam panas di dalam kandang akan keluar lewat atas. Atap tersebut hendaknya dibuat meluncur ke belakang, sehingga air hujan tidak banyak masuk ke dalam kandang. Untuk atap bisa digunakan genteng, asbes, duan kelapa ataupun alang-alang. Baik konstruksi dinding maupun atap, keduanya ada kaitannya dengan ventilasi alam. Maka dari itu perlu dipertimbangkan adanya konstruksi antara dinding dan atap yang tepat, sehingga waktu panas keadaan udara dalam kandang tetap segar dan di waktu hujan tidak banyak air masuk. 
  • Dinding
Tinggi dinding bisa diatur. Untuk penggemukan setinggi 1 m, untuk induk setinggi 1,2 m. Bangunan dinding kadang harus kuat dan mudah dibersihkan. Bahan bisa dibuat dari papan, anyaman bambu, tembok.
  • Lantai
Lantai berguna untuk :
• Menghindarkan kelembaban dari dalam tanah dan Batas antara tanah.
  • Tempat makan dan minum
Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng. Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun bulat. (Perhatikan pada gambar.) Masing-masing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian juga mengenai tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle.
Baik tempat makan ataupun tempat minum ini merupakan perlengkapan kadang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu perlengkapan kandang ini harus dengan baik dan memenuhi persyaratan  :  
 - Ukuran tempat makan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya babi.
 - Mudah dibersihkan.
 - Konstruksi tempat makan dan minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah masuk       menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya.
 - Permukaan bagian dalam mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa tertinggal di sela-selanya.
 - Tepi-tepi atau bibir tempat makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti punggung belut, sehingga tidak tajam.
  • Bak air
Setiap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di dekat kandang. Bak ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga sewaktu-waktu air itu hendak diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa ada sesuatu kesulitan. Ukuran serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang dipiara.
  • Bak Penampung kotoran
Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah bahwa semua kotoran akan tertampung di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak yang ada serta jumlah babi atau luas kandang.
  • Pintu kandang
Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada perlengkapan semacam ini, anak babi bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat menyusu saja anak-anak babi tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus selalu diawasi.
  • Lampu
Dilengkapi lampu, sehingga apabila sewaktu-waktu lampu tadi diperlukan siap dinyalakan.
  • Ventilasi
Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara segar dari luar. Adanya ventilasi ini, maka keadaan udara segar dalam kandang bisa dipertahankan, kelembabab berkurang, dan rasa pengap pun bisa dihindarkan. Dalam hal ini kiranya tidak diragukan lagi bahwa babi akan merasa lebih nyaman apabila mereka berada di dalam kandang yang berudara segar. Untuk memperoleh kondisi semacam itu, kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna. Sehingga kandang menjadi segar dan tidak berbau tajam.

      2. Suhu

Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan daerah subtropis atau daerah beriklim dingin. Suhu diindonesia rata-tata 27,2◦C, namun suhu di berbagai daerah berbeda – beda.
Suhu optimal bagi ternak babi

Status babi
Bobot badan  (Kg)
Suhu optiomal (◦C)
Baru lahir
1 – 2
35
Menyusui
2 – 5
25 – 34
Lepas sapih/fase bertumbuh
5 – 40
18 – 24
Fase bertumbuh – pengakhiran
40 - 90
12 – 22
Babi bunting
130 – 250
14 – 20
Induk menyusukan anak
130 - 250
5 - 18

           3. Sinar matahari.

Konstruksi kandang yang akan dibangun hendaknya dipikirkan agar sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar pagi ini sangat penting karena berguna untuk :
• Untuk membantu proses pembentukan vitamin D.
• Sebagai desinfektan.
• Mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air.
Untuk memperoleh sinar pagi yang cukup, maka hendaknya kandang tunggal dibangun menghadap ke timur sedangkan kandang ganda bisa dilengkapi dengan ren. 

4. Letak Kandang 
Lokasi di mana kandang itu hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan, terutama terhadap segi-segi higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan,terutama kesehatan ternak babi itu khususnya.
Agar bisa diperoleh jaminan kandang serta lingkungan yang hidienis (bebas dari infeksi penyakit), maka lokasi kandang harus dipilih :
• Tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air.
• Tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air.
• Tempat yang terbuka, bukan di bawah pepohonan besar yang rindang. Sebab pohon yang rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga kandang menjadi lembab dan kurang sehat.

 NB : Kebutuhan kandang harus di sesuaikan dengan jenis dan fungsi kandang. dan
Rancangan perkandangan dapat berubah dari waktu lalu ke sekarang berdasarkan pengalaman sebelumnya baik kegagalan maupun keberhasilan.

Daftar Pustaka
- Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
- Animal Waste Management. 1971. Proceedings of National Symposium on Animal Waste -Management, September 28-30, 1971. The Airlie House, Warrenton, Virginia.




   
         





Minggu, 01 Juli 2012

Rhipicephalus

Rhipicephalus sanguineus 
Merupakan jenis caplak yang menyerang anjing di indonesia. Caplak sering disamakn dengan kutu, sebenarnya membedakan caplak dengan kutu atau pun pinjal dapat dilihat dari ukurannya. caplak memiliki ukuran yang lebih besar daripada kutu / pinjal.  Rhipicephalus sanguineus ini mempunyai palpus pendek dan sebuah basis kapituli yang berbentuk segienam di sebelah dorsal. Caplak muda  memiliki tiga pasang kaki, sedangkan caplak dewasa memiliki 4 pasang kaki. 

Siklus Hidup
Caplak memiliki 4 tahapan siklus hidup yaitu telur, larva, nimpha dan dewasa. Daur hidupnya diawali dari bentuk telur yang diletakkan induknya di tanah. Caplak dewasa setelah kawin akan menghisap darah sampai kenyang, lalu jatuh ke tanah dan disinilah akan bertelur. Larva yang baru menetas segera akan mencari inangnya dengan pertolongan benda-benda sekitarnya serta bantuan olfaktoriusnya. Setelah mendapatkan inangnya, ia akan menghisap darah inang darah hingga kenyang (enggorged) lalu akan jatuh ke tanah atau tetap tinggal pada tubuh inang tersebut dan segera menyilih (molting) menjadi nimfa. Nimfa menghisap darah kembali, setelah kenyang akan jatuh ke tanah dan molting menjadi capak dewasa.

Satu siklus daur hidup berkisar antara 6 minggu sampai tiga tahun(dalam keadaan tertentu). Yang dewasa dapat bertelur sekitar 100-5.000 butir/caplak. Caplak sangat tahan terhadap perubahan fisik misalnya terendam air, kekeringan atau ketidakadaan makanan dalam waktu berbulan-bulan.  

Patogenesa
Caplak dapat menularkan penyakit melalui dua cara yaitu secara transtadial dan tranovarial. Secara transtadial artinya setiap stadium caplak baik larva, nimfa maupun dewasa mampu menjadi penular patogen, sedangkan secara transovarial artinya caplak dewasa betina yang terinfeksi patogen akan dapat menularkannya pada generasi berikutnya melalui sel-sel telur.

Gejala Klinis  
  • Dermatosis
Infestasi caplak dapat mengakibatkan kerusakan kulit atau dermatosis sehingga menurunkan kualitas kulit. Infestasi caplak juga menghilangkan rambut penutup dan menimbulkan suatu jaringan nekrotik pada kulit. 
  • Iritasi 
       Tusukan kelisera menyebabkan iritasi dan kegelisahan sehingga aktivitas dan waktu istirahat inang akan berkurang. Tusukan kelisera akan memperbesar faktor “stress” yaitu banyak energi yang terbuang, sehingga akan menurunkan efisiensi makanan dan sekaligus menghambat laju pertumbuhan badan dan daya produksi.
Pegendalian
Pengendalian secara kimia dengan cara penggunaan akarisida, antara lain spraying (penyemprotan), dipping (perendaman), pour on (penuangan), jetting (penyemprotan dengan tekana tinggi), atau dengan backrubber (penggosok punggung). Cara penggunaan akarisida untuk pengendalian caplak berbeda pada setiap negara, misalnya di Australia cara jetting sepanjang punggung dan daerah bahu merupakan cara yang dinilai lebih efektif dibandingkan penyemprotan biasa. Di Selandia Baru dan Inggris digunakan cara dipping, sedangkan di Amerika Serikat, Australia dan Afrika cara dipping dan spraying digunakan untuk pengawasan sebagian infestasi caplak. Jadi penggunaan akarisida tergantung dari caplak berumah satu atau lebih.